Marcopolo Pos
Jakarta - Selembar spanduk berbentuk mirip karangan bunga dibentangkan tepat di pintu pagar gedung DPR, Senayan, Jakarta. Bunyinya: Selamat Hari Antikorupsi Terimakasih atas Kerjasamanya, Asosiasi Koruptor Indonesia dan Forum Mafia Indonesia.
Spanduk itu dipasang di pagar DPR dan di 2 bagian sudut atas dihiasi dengan rangkaian bunga. Spanduk itu merupakan sindiran keras kepada para wakil rakyat yang memicu keprihatinan publik akhir-akhir ini.
Spanduk dan rangkaian bunganya itu menjadi sebuah backdrop aksi 'Bersihkan DPR' yang digelar oleh aktivis antikorupsi di depan gedung DPR hari ini, Selasa (8/12/2015). Para aktivis itu berasal dari ICW, TII, Yapika, Perempuan Antikorupsi dan lain-lain.
Aktivis antikorupsi menyoroti rencana DPR yang ingin merevisi UU KPK. Mereka juga menyoroti sikap DPR yang terkesan mengulur-ulur waktu seleksi calon pimpinan KPK.
Grup musik Efek Rumah Kaca (ERK) juga ikut dalam aksi ini untuk melakukan performing art. "Saya ke sini juga dadakan, diajakin anak-anak dari ICW dan yang lain.
Harapan kami, ini bentuk protes kami, melakukan partisipasi politik dalam bentuk nyanyi," kata vokalis ERK, Cholil, kepada wartawan di lokasi unjuk rasa, Jl Gatot Subroto, Jakarta.
Cholil juga mendorong agar kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto segera dibawa ke proses hukum.
"Harus dibawa ke hukum. Kalau bisa masuk proses hukum ya harus dibawa dan disegerakan. Jangan hanya perdebatan saja. Karena sudah membawa nama presiden. Langsung sikat aja," kata dia.
Saat ini ERK tengah menggelar performing art sebagai bentuk aksi 'Bersihkan DPR'.
Spanduk itu dipasang di pagar DPR dan di 2 bagian sudut atas dihiasi dengan rangkaian bunga. Spanduk itu merupakan sindiran keras kepada para wakil rakyat yang memicu keprihatinan publik akhir-akhir ini.
Spanduk dan rangkaian bunganya itu menjadi sebuah backdrop aksi 'Bersihkan DPR' yang digelar oleh aktivis antikorupsi di depan gedung DPR hari ini, Selasa (8/12/2015). Para aktivis itu berasal dari ICW, TII, Yapika, Perempuan Antikorupsi dan lain-lain.
Aktivis antikorupsi menyoroti rencana DPR yang ingin merevisi UU KPK. Mereka juga menyoroti sikap DPR yang terkesan mengulur-ulur waktu seleksi calon pimpinan KPK.
Grup musik Efek Rumah Kaca (ERK) juga ikut dalam aksi ini untuk melakukan performing art. "Saya ke sini juga dadakan, diajakin anak-anak dari ICW dan yang lain.
Harapan kami, ini bentuk protes kami, melakukan partisipasi politik dalam bentuk nyanyi," kata vokalis ERK, Cholil, kepada wartawan di lokasi unjuk rasa, Jl Gatot Subroto, Jakarta.
Cholil juga mendorong agar kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto segera dibawa ke proses hukum.
"Harus dibawa ke hukum. Kalau bisa masuk proses hukum ya harus dibawa dan disegerakan. Jangan hanya perdebatan saja. Karena sudah membawa nama presiden. Langsung sikat aja," kata dia.
Saat ini ERK tengah menggelar performing art sebagai bentuk aksi 'Bersihkan DPR'.
